Jumat, 11 Januari 2013

Penentuan kadar Lemak Secara Kuantitatif


        I.            Judul Praktikum     :
a)      Penentuan Angka Penyabunan
b)     Penentuan Angka Asam
c)      Penentuan Angka Yodium

     II.            Tanggal Praktikum   :


   III.            Tujuan Praktikum  :
-       dapat menuliskan reaksi-reaksi dengan baik dan benar
-  dapat menentukan bilangan asam , bilangan penyabunan, dan bilangan yodium dalam bahan yang dianalisa

  IV.            Dasar Teori               :



1.      Bilangan Penyabunan
Angka penyabunan menunjukkan berat molekul lemak dan minyak secara kasar. minyak yang disusun oleh asam lemak berantai karbon yang pendek berarti mempunyai berat molekul ytang relatif kecil, akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya bila minya mempunyai berat molekul yang besar ,maka angka penyabunan relatif kecil . angka penyabunan ini dinyatakan sebagai banyaknya (mg) NaOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak.

2.      Bilangan asam

Didefiniskan sebagai jumlah KOH (mg) yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas dalam 1 gram zat. Bilangan asam ini menunjukan banyaknya asam lemak bebas dalam suatu lemak atau minyak. Penentuannya dilakukan dengan cara titrasi menggunakan KOH-alkohol dengan ditambahkan indikator pp.
Bilangan asam merupakan salah satu parameter untuk mengetahui kualitas minyak atau lemak, pengujian bilangan asam juga dapat dilakukan untuk minyak atau lemak yang berasal dari hasil ekstraksi produk makanan seperti  mie instan. Lemak diartikan sebagai suatu bahn makannan yang pada suhui ruangan terdapat dalm bentuk cair. Lemak dan minyak terdapat hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda, tetapi lemak dan miyak tersebut seringkali ditambahkan dengansengaja kedalam bahan makanan dengan berbagai tujuan . dalam pengolahan bahan makanan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media penghantar panas, seperti minyak goreng. Pengukuran bilanagn asam maksimum 1mg/g. Jika bilangan asam lebih dari 1mg/g,maka tidak layak dimakan . bilanagan asam dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH yang dibutuhkan untuk mentralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak. Makin tinggi bilangan asam makin rendah kualitas minyak atau lemak.

3.      Bilangan Iod
Bilangan iod digunakan untuk menghitung katidakjenuhan minyak atau lemak, semakin besar angka iod, maka asam lemak tersebut semakin tidak jenuh. Dalam pencampurannya, bilangan iod menjadi sangat penting yaitu untuk mengidentifikasi ketahanan sabun pada suhu tertentu.
Bilangan yodium adalah ukuran derajat ketidakjenuhan. Lemak yang tidak jenuh dengan mudah dapat bersatu dengan yodium (dua atom yodium ditambahkan pada setiap ikatan rangkap dalam lemak). Semakin banyak yodium yang digunakan semakin tinggi derajat ketidakjenuhan. Biasanya semakin tinggi titik cair semakin rendah kadar asam lemak tidak jenuh dan demikian pula derajat ketidakjenuhan (bilangan yodium) dari lemak bersangkutan. Asam lemak jenuh biasanya padat dan asam lemak tidak jenuh adalah cair; karenanya semakin tinggi bilangan yodium semakin tidak jenuh dan semakin lunak lemak tersebut.
Karena setiap ikatan kembar dalam asam lemak akan bersatu dengan dua atom yodium maka dapatlah ditentukan setiap kenaikan dalam jumlah ikatan rangkap (kemungkinan ketengikan) yang timbul pada waktu lemak tersebut mulai disimpan.
Pengetahuan mengenai bilangan yodium adalah penting untuk menentukan derajat dan jenis lemak yang akan digunakan dalam ransum. Sesungguhnya bilangan yodium suatu jenis lemak perlu ada dalam batas-batas tertentu. Untuk lemak sapi bilangan yodium harus ada dalam batasan 35 dan 42. Untuk lemak babi bilangan yodiumnya dapat bervariasi antara 52 dan 67.
Perubahan bilangan yodium dapat merupakan hal yang penting. Bila bilangan yodium tersebut lebih tinggi dari normal maka hal tersebut dapat berarti bahwa ada pemalsuan dengan jenis lemak lain yang mempunyai bilangan yodium lebih tinggi. Lemak kuda mempunyai bilangan yodium 69. Minyak tumbuh-tumbuhan atau minyak ikan (tidak dihidrogenasi) mempunyai bilangan yodium yang lebih tinggi, kerap sekali melebihi 100. Sebaliknya bila bilangan yodium adalah lebih rendah dari normal maka hal itu berarti bahwa lemak telak mengalami perlakuan khusus. Perlakuan tersebut kerap kali berupa penguraian lemak untuk memisahkan asam oleat dari trigliserida. Dengan demikian akan diperoleh lemak yang sangat tinggi kandungan ester-ester palmitat dan stearat.
Bilangan yodium dapat pula diperendah dengan cara menggunakan lemak-lemak yang telah dihidrogenasi. Pada waktu sekarang hidrogenasi minyak ikan yang rendah harganya menjadi terkenal dan minyak-minyak tersebut kerap kali dijual di pasaran bercampur dengan lemak sapi. Bila dipasaran ada lemak sapi atau lemak domba murni yang mempunyai bilangan yodium sangat rendah maka dapat diduga bahwa ada pemalsuan.
     V.            Prinsip
1.      Angka penyabunan
Reaksi ini dilakukan dengan penambahan sejumlah larutan basa kepada trigliserida. Bila reaksi penyabunan telah selesai, maka lapisan air yang mengandung gliserol dapat dipisahkan dengan cara penyulinngan.
Bilangan penyabunan didefinisikan jumlah KOH (mg) yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas dan asam lemak hasil hidrolisis dalam 1gr zat. Penentuannya dilakukan dengan cara merefluks dengan larutan KOH-alkohol selama 30 menit, didinginkan lalu dititrasi kembali kelebihan KOH dengan larutan baku HCl.

2.      Angka Asam
Angka asam didefinisikan sebagai jumlah KOH (mg) yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas dalam 1gr zat.


3.      Angka Yodium
Jumlah I2 (mg) yang diserap oleh 100gr sampel. Bilangan Iod menunjukkan banyaknya asam-asam tak jenuh, baik dalam bentuk bebas maupun dalam bentuk esternya disebabkan sifat asam lemak tak jenuh yang sangat mudah menyerap I2.

  VI.            Alat Dan Bahan       :
1.       Alat          :
-       Labu Erlenmeyer asah
-       Alat Refluks kondensor
-       Klem
-       Statif
-       Buret
-       Botol semprot
-       Gelas kimia
-       Neraca Analitik
-       Botol timbang
-       Alat refluks kondensor
-       Pipet seukuran 50ml dan 10ml
-       Pipet tetes

2.       Bahan      :
-       Lemak atau Minyak
-       C2H5OH netral
-       Indikator phenolptalein (pp)
-       Indikator BTB
-       KOH 0,1 N
-       CHCl3
-       Larutan hanus (yodium-bromida)
-       KI 15%
-       Na2S2O3.5H2O
-       Amilum
-       HCl 0,5 N
-       Aquadest

VII.            Cara Kerja :
1.      Cara Kerja
I.            Penentuan Angka Penyabunan
a.    Timbang 5 gram sampel ke dalam labu Erlenmeyer 200 ml. tambahkan 50 mL larutan KOH yang dibuat dari 40 gram KOH dalam 1 L alcohol. Setelah itu ditutup dengan pendingin balik, didihkan dengan hati-hati selama 30 menit.
b.    Selanjutnya, denginkan dan tambah beberapa indicator Pp dan titrasilah kelebihan larutan standar dengan HCl 0,5 N. untuk mengetahui kelebihan larutan KOH dibuat titrasi blanko, yaitu dengan prosedur yang sama kecuali tanpa bahan lemak atau minyak.
II.          Penentuan angka Asam
                                    a.     5 gram sampel lemak ditimbang dan ditambahkan 50 mL C2H5OH netral
                                    b.     Ditutup segera dengan pendingin balik kemudian dipanaskan dan dikocok kuat-kuat untuk melarutkan asam lemak bebasnya
                                    c.     Setelah dingin, larutan lemak dititrasi dengan larutan KOH 0,1N standar terhadap indikator phenolptalein hingga terjadi perubahan warna dari tidak berwarna sampai merah muda yang tidak hilang selama 30 detik. Ditambahkan indikator Bromtimol Biru sampai biru jika cairan yang dititrasi berwarna biru.

III.        Penentuan Angka Yodium
a.      5 gram sampel lemak atau minyak ditimbang dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan 10 mL CHCl3 dan 25 mL reagen hanus (Yodium-Bromida) dan dibiarkan ditempat gelap selama 30 menit dengan sesekali dikocok kuat kuat
b.      10mL larutan KI 15% ditambahkan ke dalam labu erlenmeyer  tersebut dan ditambahkan aquades yang telah dididihkan sebanyak 50-100 mL. Campuran tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3.5H2O 0,1N sampai warna larutan kuning pucat, kemudian ditambahkan 2 mL amilum dan dititrasi kembali sampai warna biru menjadi hilang
c.       Penetapan blanko dibuat dari 25 mL larutan reagen yodium Bromida dan ditambahkan 10 mL KI 15% kemudian diencerkan dengan 100 mL aquades yang telah didihkan dan dititrasi dengan larutan Na2S2O3.5H2O 0,1N

0 komentar:

Posting Komentar