I.
Judul Praktikum :
a)
Penentuan Angka Penyabunan
b)
Penentuan
Angka Asam
c)
Penentuan
Angka Yodium
II.
Tanggal Praktikum :
III.
Tujuan Praktikum :
- dapat menuliskan reaksi-reaksi dengan baik
dan benar
- dapat menentukan bilangan asam , bilangan penyabunan, dan bilangan yodium dalam bahan yang dianalisa
IV.
Dasar Teori :
1. Bilangan Penyabunan
Angka penyabunan menunjukkan berat molekul
lemak dan minyak secara kasar. minyak yang disusun oleh asam lemak berantai
karbon yang pendek berarti mempunyai berat molekul ytang relatif kecil, akan mempunyai
angka penyabunan yang besar dan sebaliknya bila minya mempunyai berat molekul yang
besar ,maka angka penyabunan relatif kecil . angka penyabunan ini dinyatakan
sebagai banyaknya (mg) NaOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak
atau minyak.
2. Bilangan asam
Didefiniskan sebagai jumlah KOH (mg) yang diperlukan
untuk menetralkan asam lemak bebas dalam 1 gram zat. Bilangan asam ini
menunjukan banyaknya asam lemak bebas dalam suatu lemak atau minyak.
Penentuannya dilakukan dengan cara titrasi menggunakan KOH-alkohol dengan
ditambahkan indikator pp.
Bilangan
asam merupakan salah satu parameter untuk mengetahui kualitas minyak atau
lemak, pengujian bilangan asam juga dapat dilakukan untuk minyak atau lemak
yang berasal dari hasil ekstraksi produk makanan seperti mie instan. Lemak diartikan sebagai suatu
bahn makannan yang pada suhui ruangan terdapat dalm bentuk cair. Lemak dan
minyak terdapat hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda,
tetapi lemak dan miyak tersebut seringkali ditambahkan dengansengaja kedalam
bahan makanan dengan berbagai tujuan . dalam pengolahan bahan makanan, minyak
dan lemak berfungsi sebagai media penghantar panas, seperti minyak goreng.
Pengukuran bilanagn asam maksimum 1mg/g. Jika bilangan asam lebih dari
1mg/g,maka tidak layak dimakan . bilanagan asam dinyatakan sebagai jumlah
miligram KOH yang dibutuhkan untuk mentralkan asam lemak bebas yang terdapat
dalam 1 gram minyak atau lemak. Makin tinggi bilangan asam makin rendah
kualitas minyak atau lemak.
3.
Bilangan
Iod
Bilangan iod digunakan untuk
menghitung katidakjenuhan minyak atau lemak, semakin besar angka iod, maka asam
lemak tersebut semakin tidak jenuh. Dalam pencampurannya, bilangan iod menjadi
sangat penting yaitu untuk mengidentifikasi ketahanan sabun pada suhu tertentu.
Bilangan yodium adalah ukuran derajat
ketidakjenuhan. Lemak yang tidak jenuh dengan mudah dapat bersatu dengan yodium
(dua atom yodium ditambahkan pada setiap ikatan rangkap dalam lemak). Semakin
banyak yodium yang digunakan semakin tinggi derajat ketidakjenuhan. Biasanya
semakin tinggi titik cair semakin rendah kadar asam lemak tidak jenuh dan
demikian pula derajat ketidakjenuhan (bilangan yodium) dari lemak bersangkutan.
Asam lemak jenuh biasanya padat dan asam lemak tidak jenuh adalah cair;
karenanya semakin tinggi bilangan yodium semakin tidak jenuh dan semakin lunak
lemak tersebut.
Karena setiap ikatan kembar dalam asam lemak akan
bersatu dengan dua atom yodium maka dapatlah ditentukan setiap kenaikan dalam
jumlah ikatan rangkap (kemungkinan ketengikan) yang timbul pada waktu lemak
tersebut mulai disimpan.
Pengetahuan mengenai bilangan yodium adalah penting
untuk menentukan derajat dan jenis lemak yang akan digunakan dalam ransum.
Sesungguhnya bilangan yodium suatu jenis lemak perlu ada dalam batas-batas
tertentu. Untuk lemak sapi bilangan yodium harus ada dalam batasan 35 dan 42.
Untuk lemak babi bilangan yodiumnya dapat bervariasi antara 52 dan 67.
Perubahan bilangan yodium dapat merupakan hal yang
penting. Bila bilangan yodium tersebut lebih tinggi dari normal maka hal
tersebut dapat berarti bahwa ada pemalsuan dengan jenis lemak lain yang
mempunyai bilangan yodium lebih tinggi. Lemak kuda mempunyai bilangan yodium
69. Minyak tumbuh-tumbuhan atau minyak ikan (tidak dihidrogenasi) mempunyai
bilangan yodium yang lebih tinggi, kerap sekali melebihi 100. Sebaliknya bila
bilangan yodium adalah lebih rendah dari normal maka hal itu berarti bahwa
lemak telak mengalami perlakuan khusus. Perlakuan tersebut kerap kali berupa
penguraian lemak untuk memisahkan asam oleat dari trigliserida. Dengan demikian
akan diperoleh lemak yang sangat tinggi kandungan ester-ester palmitat dan
stearat.
Bilangan yodium dapat pula diperendah dengan cara
menggunakan lemak-lemak yang telah dihidrogenasi. Pada waktu sekarang
hidrogenasi minyak ikan yang rendah harganya menjadi terkenal dan minyak-minyak
tersebut kerap kali dijual di pasaran bercampur dengan lemak sapi. Bila
dipasaran ada lemak sapi atau lemak domba murni yang mempunyai bilangan yodium
sangat rendah maka dapat diduga bahwa ada pemalsuan.
V.
Prinsip
1.
Angka
penyabunan
Reaksi
ini dilakukan dengan penambahan sejumlah larutan basa kepada trigliserida. Bila
reaksi penyabunan telah selesai, maka lapisan air yang mengandung gliserol
dapat dipisahkan dengan cara penyulinngan.
Bilangan
penyabunan didefinisikan jumlah KOH (mg) yang diperlukan untuk menetralkan asam
lemak bebas dan asam lemak hasil hidrolisis dalam 1gr zat. Penentuannya
dilakukan dengan cara merefluks dengan larutan KOH-alkohol selama 30 menit,
didinginkan lalu dititrasi kembali kelebihan KOH dengan larutan baku HCl.
2.
Angka
Asam
Angka
asam didefinisikan sebagai jumlah KOH (mg) yang diperlukan untuk menetralkan
asam lemak bebas dalam 1gr zat.
3.
Angka
Yodium
Jumlah I2
(mg) yang diserap oleh 100gr sampel. Bilangan Iod menunjukkan banyaknya
asam-asam tak jenuh, baik dalam bentuk bebas maupun dalam bentuk esternya
disebabkan sifat asam lemak tak jenuh yang sangat mudah menyerap I2.
VI.
Alat Dan Bahan :
1.
Alat :
- Labu Erlenmeyer asah
- Alat Refluks kondensor
- Klem
- Statif
- Buret
- Botol semprot
- Gelas kimia
- Neraca Analitik
- Botol timbang
- Alat refluks kondensor
- Pipet seukuran 50ml dan 10ml
- Pipet tetes
2.
Bahan :
- Lemak atau Minyak
- C2H5OH netral
- Indikator phenolptalein (pp)
- Indikator BTB
- KOH 0,1 N
- CHCl3
- Larutan hanus (yodium-bromida)
- KI 15%
- Na2S2O3.5H2O
- Amilum
- HCl 0,5 N
- Aquadest
VII.
Cara Kerja :
1.
Cara
Kerja
I.
Penentuan Angka Penyabunan
a. Timbang 5 gram sampel ke
dalam labu Erlenmeyer 200 ml. tambahkan 50 mL larutan KOH yang dibuat dari 40
gram KOH dalam 1 L alcohol. Setelah itu ditutup dengan pendingin balik,
didihkan dengan hati-hati selama 30 menit.
b. Selanjutnya, denginkan dan
tambah beberapa indicator Pp dan titrasilah kelebihan larutan standar dengan
HCl 0,5 N. untuk mengetahui kelebihan larutan KOH dibuat titrasi blanko, yaitu
dengan prosedur yang sama kecuali tanpa bahan lemak atau minyak.
II.
Penentuan
angka Asam
a. 5 gram sampel lemak ditimbang dan ditambahkan 50 mL
C2H5OH netral
b. Ditutup segera dengan pendingin balik kemudian
dipanaskan dan dikocok kuat-kuat untuk melarutkan asam lemak bebasnya
c. Setelah dingin, larutan lemak dititrasi dengan
larutan KOH 0,1N standar terhadap indikator phenolptalein hingga terjadi perubahan warna dari tidak berwarna sampai merah
muda yang tidak hilang selama 30 detik. Ditambahkan indikator Bromtimol Biru sampai biru jika cairan yang
dititrasi berwarna biru.
III.
Penentuan
Angka Yodium
a.
5 gram
sampel lemak atau minyak ditimbang dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan 10 mL
CHCl3 dan 25 mL reagen hanus (Yodium-Bromida) dan dibiarkan ditempat
gelap selama 30 menit dengan sesekali dikocok kuat kuat
b.
10mL
larutan KI 15% ditambahkan ke dalam labu erlenmeyer tersebut dan ditambahkan aquades yang telah
dididihkan sebanyak 50-100 mL. Campuran tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3.5H2O
0,1N sampai warna larutan kuning pucat, kemudian ditambahkan 2 mL amilum dan
dititrasi kembali sampai warna biru menjadi hilang
c. Penetapan blanko dibuat dari 25 mL larutan reagen
yodium Bromida dan ditambahkan 10 mL KI 15% kemudian diencerkan dengan 100 mL
aquades yang telah didihkan dan dititrasi dengan larutan Na2S2O3.5H2O
0,1N